BAB 6 MANUSIA DAN PENDERITAAN
![](https://irnasianipar.files.wordpress.com/2012/10/suffering_2052244b15.jpg)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
2.2 Siksaan
2.3 Kekalutan
Mental
2.4 Penderitaaan dan Perjuangan
2.5 Penderitaan,Media Massa dan Seniman
2.6 Penderitaan dan Sebab-sebabnya
2.7 Pengaruh Penderitaan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebelum kita berbicara hubungan
Manusia dan Penderitaan, kita terlebih dahulu mengetahui apa itu pengertian
atau definisi secara terpisah antara Manusia dan Penderitaan. Penderitaan dari
kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin.
Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar.
Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain .
- Contoh-contoh penderitaan
Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang
mungkin sering kita lihat di lingkungan kita
- Pemutusan hak kerja
Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin
penderitaan ini yang paling di takutkan
apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk
tidak hanya bagi sang
yah namun
juga bagi keluarganya.
- Kehilangan orang tua
Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu
hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna
kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung
pasangan. Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar
yang baik, dan selalu siap membantunya.
2.2
Siksaan
Digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologi. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang
sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah
agama atau cuci otak politik.
- Phobia
Phobia adalah ketakutakan terhadap sesuatu secara
berlebihan. Phonia bisa disebabkan karena trauma atau pengalaman buruk yang
peranhdialami orang tersebut pada waktu masih kecil atau pengalaman unik yang
tak terlupakan. Beberapa jenis phobia yang sering kita jumpai adalah phobia
terhadap ketinggian, hewan peliharaan kegelapan dan reptil.
ternyata phobia sendiri terbagi dari menjadi
beberapa jenis yaitu :
Clinophobia
Agrizoophobia
Novercaphobia
Heliophobia
Alektorophobia
Amaxophobia
Hedonophobia
Sinophobia
Soceraphobia
Ombrophobia
Pharmacophobia
- Sifat siksaan psikis
Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia
sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak
ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh
pertimbangan yang amat sangat sulit.
Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat
tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah
makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini
dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling
mendalam yang menimpa rohani manusia
Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional
terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan
traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya
dan membuat manusia berkejatuhan mental.
2.3
Kekalutan Mental
Pengertian kekalutan mental
Pengertian kekalutan mental merupakan suatu keadaan
dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya
sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti
seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang
mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi
atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental
seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti
orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya.
Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
- Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
Jasmaninya
sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
- Tahap-tahap gangguan kejiwaan
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu
mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak
menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
I. Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
Kepribadian yang lemah.
Terjadinya konflik sosial budaya.
Cara pematangan batin.
J. Proses kekalutan mental
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh
seseorang mendorongnya ke arah
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab
secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan
sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan
keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan
yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif : trauma dialami diperlannkan atau
diperturutkan, sehingga yangbersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin
akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
2.4
Pendertitaan dan Perjuangan
Hubungan
penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan
mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah
bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung kepada
manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin apa
tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha
mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini
bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang
lain yang melihat atau berada di sekitarnya. Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan
penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut.
Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup
dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa
kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka.
Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia
bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi
selasin dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai
oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau
penderitaan orang lain.
2.5
Penderitaan , Media Massa dan Seniman
Hubungan penderitaan,
media masa dan seniman
Bagi media masa dan seniman penderitaan dibuat
melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga ikut
merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan
terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan
teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia merupakan
salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat berita,kemudian akan sampai
ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara seniman yang kemudian akan
mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni
2.6
Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Sebab-sebab
timbulnya penderitaan
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan
lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk
ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain
manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang
menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai
penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan
kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
diperinci sebagai berikut:
a.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk mi dapat
diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab
Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam mi
dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh
dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa.
Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena
kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan akhirnya
memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone Perancis. Dia adalah Prof.
Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
2. Nabi Ayub
mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.
Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
2.7
Pengaruh Penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan dalam peribahasa “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
BAB
3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
penderitaan berasal dari kata derita yaitu merasakan sesuatu yg tidak
menyenangkan atau siksaan. Siksaan itu bisa berasal dari siksaan jasmani dan
rohani. Siksaan bisa membuat kita menjadi merasa kesepian,ketakutan dan bisa
juga terkena gangguan otak.Dan yang terpenting dari hal itu adalah mengambil
kesimpulan yang benar dan menjadikannya sebagai pengalaman untuk menjalani hidup
ini.
3.2 Saran
Untuk
lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan berserah diri dan menerima segala sesuatu yang
ada dengan syukur selalu. Karena dalam masalah yang ada saya yakin ada makna
yang tersembunyi didalamnya sehingga kita harus menbuatnya menjadi pengalaman
hidup, karena Pengalaman adalah Guru yang Baik
Sumber :
Widyo
Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas
Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar