BAB 4 MANUSIA DAN CINTA
KASIH
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta Kasih
2.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
2.3 Kasih Sayang
2.4 Kemesraan
2.5 Pemujaan
2.6 Belas Kasihan
2.7 Cinta Kaisih Erotis
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia dilahrikan oleh Tuhan memiliki
perasaan, terutama perasaan cinta. Kebanyakan orang menlihat masalah cinta ini
pertama-tama sebagai masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai
yaitu masalah kemampuan orang untuk mencinta, maaka masalahnya bagi mereka
ialah bagaimana supaya dicinatai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai.
Cinta bukanlah terutama hubungan dengan seseorang tertentu.
Cinta adalah sikakp, sesuatu orientasi watak yang menentukkan hubungan pribadi
dengan dunia keseluruhan, bukan menuju sesuatu objek cinta. Jika seseorang
pribadi hanya mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya
yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetpai ikatan simbolik atau egoisme yang
diperluas.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta
Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) saying
(kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan saying atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata
kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.
Dr. Sarwito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki 3
unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan adalah
perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman
adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa
seseorang itu dengan seseorang lainnya sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin mengenal lebih dekat dengan seseorang yang
dekat dengan kita. Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan perilaku saling
bersentuhan maupun dengan ucapan atau kata-kata yang lebih mendalam.
Dan bedasarkan tingkatannya, cinta dibagi menjadi 3
tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta
kepada Allah SWT, Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah. Sedangkan cinta
tingkat menegah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan
kerabat harta dan tempat tinggal.
2.2 Cinta Menurut
Ajaran Islam
Dalam ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam
Al-Qur’an, cinta memiliki beberapa pengertian.
Cinta Rahmah, cinta penuh kasih sayang, lembut, rela
berkorban dan siap melindungi.
Cinta Mawaddah, cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang
membara.
Cinta Mail, cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga
seseorang tersebut ingin meminta perhatian dari banyak orang hinggal hal-hal
lain cenderung kurang diperhatikan. Contohnya adalah poligami (ketika kita
sedang jatuh cinta kepada yang lebih muda, yang tua (lama) tidak diperhatikan
lagi).
Cinta Shobwah, cinta yang mendorong perilaku menyimpang
tanpa sanggup mengelak (secara tidak sadar dia tidak tahu apa yang telah ia
perbuat). Cinta jenis ini sering dikatakan cinta buta.
Cinta Kulfah, perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positif, meski itu sulit untuk dijalani
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan hati yang
akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. pabila cinta tersebut sesuai dengan apa
yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi ibadah. Dan apabila sebaliknya,
jika cinta itu tidak sesuai dengan ridha Allah SWT maka akan menjadi perbuatan
maksiat (seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini).
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta
kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada
sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri
sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)”.
2.3 Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia W.J.S Purwodarmito kasih
sayang diartikan dengan perasaan sayang atau cinta kepada seseorang. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih sayang ada dua bentuk yaitu,
kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang, Kasih sayang juga dasar
komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat
luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna
kasih sayang yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini
bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan perempuan
saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap
sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah,
bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih
banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor
duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
2.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib
sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau
karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
2.5 Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan.
Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupaan
manusia. Hal ini dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna
kehidupaan yang sebenarnya. Penyebab hal tersebut terjadi karena Tuhan pecipta
alam semesta. Seperti dalam surat Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia
yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6
rangkaian masa, kemudian dia bertahta diatas singgah sananya. Dia maha
pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang perlu
diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada
Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam
bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi dan situasi. Sembahyang
dirumah, dimasjid, digereja,dipura,dicandi, bahkan ditempat yang dianggap
keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh karena itu,
pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal
itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya,mohon perlindungan,mohon
dilimpahkan kebijaksanaan,dsb.
Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya
dengan cara mencipta. Banyak kita temui Arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa
yang dipuja dalam kesenian pahat.
2.6 Belas Kasihan
Belas kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat
melihat penderitaan orang lain. Rasa belas kasihan membuat orang-orang merasa
iba sehingga ingin menolong atau memberikan sesuatu yang bisa membahagiakan
atau meringankan beban orang-orang yang mengalami kesulitan atau musibah.
2.7 Cinta Kasih
Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar
orang yang sama dan sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih
terhadapa orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara
keduanya tetapi mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak
terbatas hanya seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas adalah
cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan
dengan seseorang lain
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cinta memang sesuatu yang indah dan mulia, hanya ukuran dan
nilai cinta berbeda beda. Cinta, khususnya antara dua pasang kekasih, terutama
bila terjadi diantara dua remaja, kaum muda, maka seolah seolah dunia ini hanya
mereka berdualah yang ada dan yang memilikinya.
Indah, mulia tetapi juga sering berakhir tragis seperti
dikisahkan dalam cerita legendaris dari dramawan dan sastrawan Inggris William
Shakespeare melalui ~ Romeo and Juliet ~ atau Sampek & Ingtay cerita cinta
kuno dari Tiongkok, Siti Nurbaya oleh Marah Roesli dari Indonesia. Masih banyak
lagi tentunya cerita sejenis. Cinta yang menurut alur pikiran penulisnya,
pencetus kisah romantis dan melankolis ini dibumbui dengan liku liku percintaan
yang mempunyai ikatan kuat dan murni, sebuah cinta sejati.
Semua ini untuk menguras airmata pembacanya. Selalu indah
penuh pengorbaan dan mengharukan. Ini hanya sebuah kisah khayalan yang
didramatisir. Masih adakah cinta seperti itu pada kenyataan, khususnya jaman
sekarang ? Dunia yang makin maju kedepan dengan loncatan loncatan yang kadang
mencengangkan dalam segala bidang, terutama `arti kebebasan` yang justru sering
digunakan sebagai pintu gerbang untuk melewati batas batas yang seharusnya
tetap dijaga dan tidak dilanggar.
Ladang dan kesempatan untuk melakukan hubungan cinta atau
bercinta tersedia dan terbuka luas dan bebas, hampir tanpa batas dibanding
jaman ketika cerita romantis yang penuh keindahan cinta itu ditulis. Sebebas
terjadinya penyimpangan penyimpangan yang pada umumnya berakhir penuh derita
dan penderitaan, bahkan malapetaka. Tidak sedikit menghantui sepanjang sisa
hidup.
Cinta itu mulia. Cinta bisa sangat indah. Cinta itu adalah
kebahagiaan, tetapi, manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang
dibayangkan, apa yang diperkirakan, apa yang didambakan dan diharapkan dan
bahkan jauh dari bayang bayang keindahan, betolak belakang dari kenyataan dan
indahnya cinta yang sudah terlanjur tercipta dalam bayang bayAng dan angan
angan dua sejoli, maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa. Salah satu atau kedua duanya yang terlibat
didalamnya, bahkan pancaran baik buruknya, kebahagiaan dan kegagalan serta
kesedihan yang berlanjut dengan penderitaan sering sanggup menyentuh dan
dirasakan orang disekitarnya.
3.2 Saran
Saran dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari
dan dipahami maksud isi dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang
manusia dan cinta kasih serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita
sehari-hari.
Sumber :
Widagdho, Djoko, Dr s,
Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksar a, 2008)
0 komentar:
Posting Komentar